Oleh Muhammad Arifin Ilham
Hampir dipastikan, kita semua tidak pernah
bisa meraba bagaimana rupa takdir kita ke depan. Segala sesuatunya adalah
misteri bagi kita. Acap kali kejadian dan semua peristiwa terjadi begitu saja
tanpa bisa direkayasa. Terkadang kita juga tidak berkuasa dengan amalan kita
sendiri. Kegagalan, kesuksesan, kaya miskin, antara kehidupan dan kematian
adalah mutlak milik Allah. Bahkan, di beberapa ayat diinformasikan, salah
satunya dalam QS ash-Shaaffat, [37]: 96, bahwa kita dan semua amalan kita
Allahlah pembuat skenarionya, "Wallahu khalaqakum wa maa ta'maluun".
Meski pembuat skenario semuanya adalah Allah
SWT, tapi hal yang tidak bisa dinapikan adalah bahwa banyak amalan yang bisa
menentukan arah keberpihakan takdir-Nya. Pertama, doa. Sebuah hadis, Laa
yaruddul qadhaa-a illa biddu'a, tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali
doa. Jika kita menghendaki kegagalan beralih kepada kesuksesan, maka ubahlah di
antaranya dengan doa. Kenapa? Karena Allah sangat mencintai hamba-Nya yang
banyak minta kepada-Nya. Dalam hadis lain disebutkan, "Innallaaha yuhibul
mulihhiina biddu'a." Karena Allah mencintai hamba-Nya, maka akan mudah
bagi-Nya mengubah apa pun dari semua ciptaan-Nya. Cukup dengan mengatakan,
"Jadilah!" Maka, "Terjadilah." (QS Yaasiin [36]: 82).
Ketahuilah, doa telah terbukti menjadi senjata
yang cukup menentukan bagi orang-orang yang beriman. Sabda Nabi SAW,
"ad-Du'au silahul mu'miniin." Doa adalah senjata orang yang beriman.
Di antara petikan sejarah yang mampir di telinga kita adalah cerita keajaiban
senjata doa Ibrahim 'alaihis salam ketika dipanggang di api unggun raksasa.
Saat itu Raja Namrudz memerintahkan punggawa kerajaan untuk mengumpulkan kayu
bakar dan disulutkan api raksasa. Lalu Ibrahim diletakkan di atasnya.
Saat itu Ibrahim-seorang hamba pilihan-Nya
yang memiliki sebuah keyakinan dan kepasrahan total kepada Sang Khalik- sudah
tidak memiliki daya apa pun kecuali senjata doa. Tidak lama, Allah pun kemudian
menghadirkan takdir lain dari api, yaitu dingin dan turut membantu
menyelamatkan Ibrahim as. "Hai api, jadilah dingin dan selamatkan
Ibrahim." (QS al-Anbiyaa [21]: 69).
Kekuatan doa itu pula yang dibuktikan oleh
Nabi Musa dan para pengikutnya ketika mereka terdesak di Laut Merah saat
dikejar oleh pasukan Firaun. Hukum alam air yang tidak mungkin terbelah dan
terpisah, ternyata kala itu tidak berfungsi. Bersamaan dengan doa, air membelah
dirinya dan mempersilakan Musa dan pengikutnya lewat. Musa pun selamat, justru
Firaun dan semua pasukannya terkubur di dasar Lautan Merah.
Allahu akbar, doa adalah sebuah kekuatan (the
power). Bahkan, dalam doa berhimpun berbagai kekuatan untuk menghadirkan puncak
harapan setiap hamba." Jika hamba-Ku bertanya tentang Aku, sungguh Aku teramat
dekat. Aku akan memenuhi permintaanmu jika kamu memohon (berdoa) dan beriman
kepada-Ku" (QS al-Baqarah [2]: 186). Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar